search

selamat datang di wahyu si bhe blog, jangan lupa tinggalkan kritik dan saran, dan jangan lupa follow nya, inilah blog saya yang serba apa adanya, jadi kritik dan saran anda sangat berarti bagi kami

Minggu, 27 Februari 2011

Si Kaya dan Si Miskin


Di sebuah desa, hidup dua orang tetangga. Yang seorang sangat Kaya, sedangkan yang satunya bagi sangat Miskin. Si Kaya terkenal sebagai orang yang angkuh, kikir, dan dengki. Lain halnya dengan Si Miskin. Di kampungnya ia dikenal sebagai orang yang ramah dan suka menolong.
Mata pencaharian Si Miskin ialah mencari kayu bakar ke hutan.Kayu bakar itu di jualnya ke pasar. Ia tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa.
Pada suatu hari setelah kayu bakarnya terjual, seperti biasanya, ia membeli beras dan lauk pauk. Kemudian ia pulang menyerahkan beras dan lauk pauk itu kepada istrinya untuk dimasak. Ketika masakan Siap dihidangkan, tiba-tiba datanglah seorang pengemis tua.
Si Miskin berkata,”Masuklah, Pak ! Mari kita makan bersama-sama.Kita bagi naSidan lauk pauk ini meskipun maSing-maSing hanya mendapat sedikit mudah-mudahn cukup untuk mencegah kita dari kelaparan.”
Si Miskin puas karena dapat membantu pengemis tua itu. Kemudian, pengemis tua itu berkata,”Wahai saudaraku, aku merasa mulas!perutku sakit seperti diremas-remas. Aku ingin buang air besar.sediakan untuk ku sehelai tikar.” Dengan keheranan, Si Miskin menuruti apa yang di minta pengemis itu. Ia memberikan sehelai tikar dan memperSilahkan pengemis itu ke belakang berhajat besar. Pengemis itu berhajat besar di atas tikar tersebut.
Terjadilah keajaiban. Pengemis itu tidak mengeluarkan kotoran yang sebenarnya, tetapi dari dalam perutnya keluarlah bermacam-macam perhiasan, seperti kalung, cincin, gelang, giwang, dan kerabu. Semua serba emas dan berlian yang tak ternilai harganya. Kemudian pengemis itu membungkusnya dengan tikar itu dan menyerahkan kepada Si Miskin. Si Miskin terheran-heran, mengapa kotoran itu dibungkus dan diserahkan kepadanya. Meskipun demikian, ia tetap bersabar dan menerimanya. Pengemis itu minta diri dan pergi.
Setelah pengemis itu pergi, Si Miskin hendak membuang tikar itu. Alangkah terkejutnya ia. Tikar itu penuh dengan perhiasan yang terbuat dari emas berlian yang mahal. Sejak hari itu Si Miskin menjadi orang Kaya. Akan tetapi, ia tetap tidak sombong, sederhana dan murah hati.
Berita Si Miskin menjadi Kaya raya tersebar sampai ke seluruh pelosok desa. Masyarakat pun yakin bahwa pengemis yang menjadi tamu Si Miskin bukan orang biasa.
Si Kaya ingin memperoleh keKayaan seperti Si Miskin. Keesokan harinya Si Kaya menyimpan makanan dan lauk-pauk yang lebih lezat. Bahkan, ia menyiapkan seekor kambing guling yang besar supaya nanti mendapatkan yang lebih besar dari pada yang diperoleh Si Miskin. setelah makanan Siap, Si Kaya pergi duduk di depan rumahnya. Tidak lama kemudian lewatlah seorang yang Dungu.Si Kaya itu pun bertanya, “hai, bung, apakah engkau pengemis itu?” Si Dungu menjawab, “saya bukan pengemis!” Si Kaya kemudian berkata, “seandainya seorang pengemis, engkau akan saya jamu dengan makanan yang lezat dan kambing guling yang besar!” Si Kaya mendesak,” engkau sungguh bebal, akui saja engkau ini sweorang pengemis agar engkau dapat saya jamu dengan makanan yang lezat-lezat.” Setelah mendengar desakan Si Kaya, akhirnya Si Dungu menuruti kehendaknya. ”ya, baiklah, saya seorang pengemis.” Si Kaya dengan sukacita berkata, “nah itu yang lebih untung!”
Bukan main girangnya Si Kaya mendengar jawaban Si Dungu. Kemudian, ia memperSilahkan Si Dungu duduk di atas tikar. Si Dungu kemudian di suruh makan sekenyang-kenyangnya makanan yang disuguhkan Si Dungu pun makan dengan lahapnya. Setiap kali Si Dungu mengatakan sudah kenyang, Si Kaya menambahkan makanan yang di sediakan agar makanan tersebut habis. Maksud Si Kaya supaya nanti ia mendapatkan harta yang lebih banyak dari pada Si Miskin.
Lama-kelamaan perut Si Dungu tidak kuat juga menahan beban yang di tanggungnya. Perutnya merasa mulas, terasa ingin buang hajat besar. Dengan sukacita Si Kaya cepat-cepat mengambilkan sehelai tikar agar Si Dungu berhajad di atas tikar seperti yang di kerjakan pengemis. Si Dungu tidak kuat menanggung beban perutnya. Belum sampai Si Dungu pergi ke belakang, ia sudah berhajad besar di atas tikar. Namun, apa yang terjadi? Apa yang di keluarkan dari perut Si Dungu bukanlah apa yang diimpikan oleh Si Kaya. Yang keluar hanyalah kotoran besar, yang baunya memenuhi ruangan rumah Si Kaya. Demikianlah hadiah bagi orang yang iri, dengki, dan kikir.

0 komentar:

Posting Komentar