search

selamat datang di wahyu si bhe blog, jangan lupa tinggalkan kritik dan saran, dan jangan lupa follow nya, inilah blog saya yang serba apa adanya, jadi kritik dan saran anda sangat berarti bagi kami

Selasa, 15 November 2011

SENANDUNG HATI DALAM KERINDUAN “cinta abadi memang pada illahi robbi, tapi cinta duniawi, tak dapat di pungkiri”

Inilah kisahku, kisah perjalanan hidupku, dalam meraih cinta sejatiku…………….

Aku hanyalah seorang anak manusia yang tak pernah bias memahami arti sebuah rasa dalam jiwa. Rasa itu adalah C.I.N.T.A.

Hatiku teah membeku, mati rasa pada semua raa. Saat ku coba tuk sedikit membeku hati, elalu saja perasaan takut terkhianati, terakiti, kecewa, atau sakit hati, yang selalu terbesit dalam benak dan sanubariku. Tatkala ku ingin mencoba membeku hati untuk cinta…..! Hari-hari ku ku jalani, tak ubahnya seperti patung batu..

Terkadang ku bahagia, tapi sejatinya merana…………….

Aku tertawa…… tapi hatiku menangis meronta-ronta…………….

Sepertinya aku ceria, tapi jiwaku terasa kian tak berdaya……………..

Dan jikalau ku tersenyum 12 bukan karena kedamaian ataupun kebahagiaan, yg membuatku tersenyum 12 bukan karena kedamaian ataupun kebahagiaan yang membuatku tersebyum. Tapi, senyum 12 adalah luapan dan ungkapan hati jiwa, dan perasaanki, akan kesedian, ketidak mampuan, ketidak berdayaan, dan atas kepatung batunya diriku…..!

Haripun berganti hari, seiring waktu dating berganti ku dapati seorang dari kaum adam yang sejak pertama ku mengenalnya seperti ku melihat dirikuiada padanya. Memang terkafang semua tak harus di nilai dengan logica…!

Ku teringatsatu kalimat yang pernah ia ucap yang memberikan secercak kedamaian dan ketulusan bagi pendengarnya.

“senyum adalah mahkota jiwaku. Syukur adalah lantunan syair laguku dan cinta adalah perjuangan dalam hidupku”.

Setiap hari demi hari tampak menyenangkanbila bersamanya….

Dia bagai bintang di langit, walaupun jauh dan terkadang tak tampak tapi dia selalu ada. Dia selalu jadi sosok yang selalu berikan keindahan. Mengiringi setiap kesedihan dan kekalutan…! Tapi, kala itu cinta belum bersemi dalam hati dan perasaanku….

Sampai suatu ketika ia harus kembali ke pondok guna untuk tolabu ‘ilmi……!

“pondokku adalah surgaku”. Satu kalimat yang selalu kumengerti sebelumnya. Ia mengajariku banyak ha…. Tenteng kehidupan, masa, dan rasa….

Hari demi hari ku menanti dalam penantian….., masa 12 lah ku merasa benar dalam menjalani hari-hari ku. Setiap malam, air mata itu melelah menghapus keheningan malam yang kian terasa dalam melekat.

Sungguh kerinduan itu begitu terasa…., bagai ku tak bias hidup tanpa dirinya. Sejak saat 12 pulalah aku sadar, aku telah merasakan cinta. Sinta di darul huda….!

(ketika cinta telah melebur bersama raga, takkan ada kata tuk kembali seperti semula)

Dialah cahayaku….! Penerang dalam gelapnya hidupku. Dialah penyemangat belajarku dalam merai harapan, angan, dan cita-cita ku….

“hidupku adalah jalanku dan anugerah bagi diriku….?, penyesalanku adalahkealahan ku yang harus ku perbaiki…., cinta….???? Dia adalah penerang jalan hidupku. Cita-cita….! Adalah tujuanku tuk memperbaiki segala kesalahanku”

“Aku hanyalah manusia biasa, yang berkuasa hanyalah tuhan yang maha esa”

sampai suatu ketika dia berpamitan dengan ku iapun berkata….

de’..! sekarang sudah waktunya aku harus pergi. Aku dah terlalu lama disini, aku punya keluarga yang jauh disana…….., walau ragaku nanti jauh tak lagi bersamamu, tapi aku selalu ada untukmu ta’ kan pernah ku lupa, dalam etiap langkahku…….

Do’aku selalu menyertaimu, gapailah segala angan dan cita-citamu…, sampai pada puncak tertinggi, dari apa yang kamu mau…!”.

Sampai akhrnya mutiara hati pun pergi….

Ya…! Dia harus pergi ke tempat kelahirannya di pulau sebrang pulau Sumatra, guna melepas rindu pada ayah dan bunda tercinta….! Dan keluarga terkasih.

Perasaan sedih, kecewa, dan merana begitu terasa dalam hati dan jiwa yang di rundung duka.

Oh….! Cahayaku…!

Seblum kepergiannya ia pun mengucapkan beberapa patah kata.

“aku selalu ada bersamamu, suatu saat nanti, aku pasti kan kembali untukmu.untuk menjemputmu. Hingga kau jadi milikku…”

Hanya satu kata yang kala12 ku ucap untuknya. “ Hati-hati”…., hanya 12.

Akhirnya meelakan dia pergi, kembali ke kampong halamanya dan mengamalkan semua ilmu yang didapatinta, serta demi meraih cita-cita yng ia damba….

Ku bersenandung dalam gelap malam pada bulan dan bintang, setelah kepergiannya.

“Jiwa berbisik pada bulan juga pada bintang…., ! bersenandung riang walau hanya dalam bayang-banyang…, bertema tentang sebuah kehidupan….

Dalam kaih saying menahansebuah kerinduan dalam angan…..!

Gambarkan sesosok lukisan indah dalam pikiran…..

Sayup suara merdu, berbisik lembut bagai belaian………..

Sya’ir-sya’ir indah, terlahir dalam celah gelap malam.

Berdesis…! Bercerita tentang suatu masa yang kelam.

Mengharap kekasih setia dalam genggam”…….

by: sibhe_cell


0 komentar:

Posting Komentar